Tak terasa, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi
bulan & tahun demi tahunpun berlalu,
Perputaran waktu telah mengantarkan kita dipenghujung tahun 2013. Tinggal
beberapa jam lagi kita akan menyambut tahun baru-2014. Hampir seluruh ummat
manusia menyambutnya dengan suka-cita. Kegembiraan makin bertambah karena
berbagai hiburan tersedia. Mulai dari keindahan kembang api sampai pentas
musik.
Umumnya tahun baru
identik dengan kembang api, terompet, pentas musik dan hitungan detik menutup
ahir tahun. Mungkin tidak soal ketika orang menyambut tahun baru dengan suka
cita. Menjadi klise ketika itu dirayakan dengan glamour namun pada sisi lain
orang tersebut tidak ada perbaikan kualitas dari tahun ke tahun.
Sungguh bertolak
belakang dengan kehendak Rasulullah SAW tentang ummatnya. Beliau sangat
berharap ummatnya lebih baik hari ini dari pada hari kemarin. Dan beliau
menegaskan bahwa ciri orang yang merugi adalah manusia yang tidak ada perubahan kualitas diri. Idealnya kualitas
diri kita lebih baik dari tahun ketahun. Sehingga kita pantas bahagia menyambut
tahun baru.
Rasulullah SAW bersabda, “ Tidaklah melangkah kaki seorang
anak adam di hari kiamat sebelum dievaluasi empat perkara :
1. Tentang Umurnya untuk apa di habiskan
2. Tentang Masa Mudanya untuk apa digunakan
3. Tentang hartanya darimana diperoleh &
kemana dihabiskan.
4. Tentang Ilmunya untuk apa di manfaatkan. “
( HR. Tirmidzi ).
Dengan demikian,
tahun baru bukan sekedar ritual semata namun perlu sebuah penyikapan. Sebagai
seorang muslim, idealnya tahun baru dimaknai sebagai momentum. Momentum muhasabah (evaluasi) amal perbuatan dan syukur akan
nikmat Allah SWT selama setahun.
Muhasabah menjadi
kebiasaan Rusulullah SAW beserta para sahabatnya dan terus diikuti oleh
hamba-hamba yang sholeh. Hal ini dikuatkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya
yang berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat)” (al-Hasyr:18).
Peristiwa pergantian tahun
baru ini sejatinya mengingatkan bahwa jatah hidup kita di dunia ini semakin
berkurang meskipun seara angka usia kita mmakin bertambah. Seorang ulama besar,
Imam Hasan Al – Basri bekata, “ Wahai anak adam, sesungguhnya anda bagian
dari hari apabila satu hari berlalu, berlalu pulalah sebagian hidupmu “
Dengan makna seperti itu, seharusnyalah setiap pergantian tahun baru, Justru
mesti kita manfaatkan untuk mengevaluasi diri, bukan untuk ber hura - hura
Sebagaimana sebuah
Perusahaan diakhir tahun selalu melakukan muhasabah kinerja selama setahun Atau penilaian dengan menggunakan Standar –
standar indikator atau lebih dikenal KPI
( Key Performa Indikator ) untuk menentukan kenaikan gaji & Bonus akhir
tahun, Demikian pula seorang hamba terhadap tuhannya. Melakukan eveluasi
tentang pengabdiannya, kewajbannya dan cintanya terhadap pemilik alam semesta. Jika
dalam evaluasi tersebut, amal kebaikannya lebih ringan maka orang tersebut
perlu melakukan perbaikan kualitas amal dan cinta kepada Allah SWT.
Selain muhasabah yang bersifat transendental, perlu juga
evaluasi yang bersifat horizontal. Evaluasi bersifat horizontal merupakan
refleksi atas perbuatan seorang hamba kepada manusia lainnya. Apakah selama
setahun ini seseorang melakukan kejahatan atau kerusakan terhadap orang lain?
Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi oranglain.
Setelah muhasabah dilakukan, maka seorang hamba tahu
gambaran dirinya selama satu tahun. Mempertahankan amal kebaikan dan menutupi
kesalahan dengan amal kebajikan. Dari hasil evaluasi ini seorang hamba perlu
melakukan perencanaan hidup satu tahun kedepan. Perencanaan perbaikan kualitas
diri dan kualitas keimanan. Dengan perencanaan yang matang akan melahirkan
hasil yang memuaskan
Khalifah Umar Bin Khathab pernah menyatakan “
Evaluasilah diri kalian sebelum kalian di evaluasi. Timbanglah amal – amal
kalian sebelum di timbang, Bersiaplah menghadapi hari yang amat berat &
Dahsyat. Pada hari itu segala sesuatu yang ada pada diri kalian menjadi jelas ,
tidak ada yang tersembunyi “
Setelah melakukan evaluasi maka pemaknaan selanjutnya
adalah syukur. Tidak bisa dipungkiri bahwa setahun yang lalu nikmat tuhan terus
mengalir kepada kita. Terutama nikmat umur yang masih kita rasakan sampai detik
ini. Serta nikmat tuhan lainnya berupa iman, kesehatan, kebahagiaan, anak dan
lain sebaaginya. Semua itu Ia berikan dengan cinta kasih-Nya
Syukur berarti meyakini bahwa segala kebahagiaan yang
ada datangnya dari Allah semata. Wujud syukur selanjutnya adalah kita melakukan apa yang dikehendaki
oleh sang pemberi nikmat. Dan Allah begitu antusias terhadap hamba yang bersyukur.
Sebagaimana Ia nukilkan dalam firman-Nya, “Dan
Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (Ali Imran:145).
Seharusnya seorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat
waktu yang telah diberikan dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah,
Orang – orang yang telah menyia – nyiakan waktu inilah yang Allah cela dalam
Firman- Nya : “ Dan Apakah kami tidak
memanjangkan umrmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang – orang yang
mau berfikir, dan apakah tidak dating kepada kamu pemberi peringatan ( QS.
Fathir :37 ). Marilah kita berlindung kepada Allah darimenyia- nyiakan
umur yang panjang untuk hal yang sia –
sia.
Demikianlah seorang muslim dalam memaknai tahun baru.
Pergantian tahun dimaknai sebagai momentum untuk muhasabah dan mensyukuri
nikmat-Nya. Alangkah indahnya, mengahiri tahun 2013 ini dengan senyum dan
planning perbaikan kualitas diri di tahun 2014. Semoga tahun depan lebih baik
dari tahun ini. Selamat tahun baru. Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar